Catatan kecil
__
"Mas Dwi, iki isih ngenteni sapa ta?" tanya Pak Maryanto.
Saya menyondongkan kepala. Berusaha agar bisa mendengarnya lebih jelas.
"Kok ora lek dimulai wae. Wis mundur pirang jam iki?" sambungnya
"Waduh, lha kula ki nggih sami kalih njenengan e Pak Mar," balas saya.
Saya melirik jam besar yang tertempel di dinding bagian depan mushola itu.
"Jam 13.30. Sudah molor 90 menit" batin saya.
Tapi, sejenak kemudian, acarapun dibuka.
Mengawali sambutan selamat datang, Pak Ngadimin ternyata justru menyerahkan dan mewakilkan sambutannya kepada Ketua PCM Moyudan.
"Oleh karena ini adalah kunsiroh PDM Sleman ke tiga PCM di Sleman Barat, maka tuan rumahnya bukan hanya Minggir. Tapi juga Moyudan dan Setegan. Maka, dengan ini saya minta sambutan selamat datang, saya mohon bapak Ketua PCM Moyudan untuk mewakili saya", kelakar Pak Ngadimin.
Bapak Ketua PCM Moyudan --eh maaf. Saya belum kenal. Siapa namanya?--, mengawali sambutannya justru dengan membuka kembali sejarah lama.
"Tempat ini mengingatkan saya dengan sejarah Muhammadiyah Moyudan di masa lalu," katanya.
"Sejarah Muhammadiyah Minggir itu tak lepas dari sejarah Muhammadiyah Moyudan".
"Muhammadiyah Cabang Moyudan itu ternyata sudah berdiri sangat lama. Yakni tahun 1930", sambungnya.
"Dan tempat ini adalah salah satu bukti dan saksi bisu. Bagaimana dulu, para aktivitas Muhamadiyah di Moyudan dan Minggir berinisiatif untuk mendirikan dan mengembangkan sekolah ini".
"Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan "derep amal". Semua murid dan guru ikut melakukan "derep". Panen padi. Yang hasil "derep"nya kemudian disumbangkan untuk pembiayaan pembangunan gedung sekolah ini".
"Ini adalah satu perjuangan yang luar biasa dari seluruh senior pergerakan Muhammadiyah kita itu. Maka, sejarah masa lalu itu perlu untuk dicatat".
"Jangan sampai anak cucu penerus kita nanti tidak mengetahui sejarah terbentuknya Muhamadiyah Moyudan dan Minggir dan dinamika pergerakannya", sambungnya.
Mendengar uraian dari Pak Ketua PCM Moyudan itu, tiba tiba saya teringat dengan Pak Dasman Sembuhan.
Beberapa saat lalu, saya bersama Mas Sekjend mencoba untuk mengorek informasi kepada beliau. Tentang sejarah Muhammadiyah Minggir.
Sayang sekali. Waktu itu momentnya kurang tepat. Waktu wawancaranya hanya beberapa saat saja. Sehingga infonya masih sangat minim.
Sejarah Muhammadiyah Minggir hanya beberapa pelakunya saja yang mengetahui.
Hampir dari kita semua, mungkin masih melihatnya tertutup kabut.
(*)
Jetis Depok, 8 Sept. 2024.
Ahad. 10.20, sambil rehat selepas dari sawah.
Uwik DS.